Fasilitas pengolahan air limbah yang
dimaksud adalah sarana pengolahan air limbah berupa bak-bak atau tangki
yang dibutuhkan pada pengolahan air limbah. Pada tulisan ini design
fasilitas hanya yang dibutuhkan pada pengolahan air limbah secara kimia.
Design fasilitas yang dirancang mengacu kepada flow sheet atau flow
diagram proses pengolahan air limbah yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
Berbagai fasilitas bangunan yang dibutuhkan pada pengolahan air limbah secara kimia yaitu :
1. Bak penampung sementara air limbah
2. Bak tangki berpengaduk (proses koagulasi)
3. Bak tangki berpengaduk (proses flokulasi)
4. Bak clarifier (pemisahan flok)
5. Bak sand filtrasi (untuk menjernihkan air dari kemungkinan flok yang lolos)
6. Pengelolaan flok (dry bed atau filter press)
Peralatan penunjang :
1. Pompa air limbah
2. Dosage pump (pompa bahan koagulan dan flokulan)
3. Motor pengaduk
4. pH kontrol
5. Perpipaan
1. Bak penampung sementara air limbah
2. Bak tangki berpengaduk (proses koagulasi)
3. Bak tangki berpengaduk (proses flokulasi)
4. Bak clarifier (pemisahan flok)
5. Bak sand filtrasi (untuk menjernihkan air dari kemungkinan flok yang lolos)
6. Pengelolaan flok (dry bed atau filter press)
Peralatan penunjang :
1. Pompa air limbah
2. Dosage pump (pompa bahan koagulan dan flokulan)
3. Motor pengaduk
4. pH kontrol
5. Perpipaan
A. DESIGN BAK PENAMPUNG SEMENTARA AIR LIMBAH
Bak penampung sementara air limbah ini
berfungsi untuk menampung air limbah sebelum diproses, bak ini juga
berfungsi untuk mengendalikan laju alir air limbah agar konstan,
homogenitas air limbah dan menghindari air limbah menjadi septik atau
berbau. Design fasilitas bak penampung sementara air limbah perlu
memperhatikan jenis air limbah, bentuk bak (segi empat atau bundar, pada
umumnya berbentuk segi empat), penempatan bak (diatas tanah atau
dibawah tanah) dan luas lahan yang tersedia. Pada design bak penampung
air limbah ditetapkan waktu tinggal : 1 hari.
Contoh Design :
Air limbah yang akan dilakukan pengolahan = 30 m3/hari
Waktu tinggal air limbah dalam bak = 1 hari
Volume air limbah dalam bak = 30 m3/hari x 1 hari = 30 m3
Volume bak (10-20%) lebih besar dibanding volume air, maka volume bak = 1,1 x 30 m3 = 33 m3
Kedalaman bak asumsi : ditetapkan 3 meter
Luas bak = 33 m3/3 m = 11 m3
Bentuk bak segi empat, maka dapat ditetapkan panjang 4 m dan lebarnya 3m
Pemasangan bak, 2,5 m dibawah tanah dan 0,5 m diatas tanah.
B. DESIGN BAK/TANGKI KOAGULASI
Bak koagulasi merupkaan tangki
berpengaduk yang berfungsi untuk mereaksikan air limbah dengan bahan
kimia koagulan. Bak koagulasi merupakan tangki pengaduk dengan kecepatan
tinggi (kurang lebih 100 rpm), waktu tinggal dalam tangki ini 5-10
menit, umumnya berbentuk silinder agar tidak terjadi daerah mati pada
sudut-sudut tangki jika tangki berbentuk segi empat.
Contoh Design :
Air limbah yang akan dilakukan pengolahan = 30 m3/hari
Waktu tinggal air limbah dalam tangki koagulasi = 10 menit
Volume air limbah dalam tangki = 30 m3/hari x (10 menit /1440 menit/hari) = 0,21 m3 = 210 ml.
Volume tangki (10-20%) lebih besar dibanding volume air, maka volume bak = 1,1 x 0,21 m3 = 0,231 m3
Tinggi tangki umumnya H/D = 1- 3, misalkan ditetapkan H/D = 2, volume = 1/4 x phi x D^2 x H
maka volume = 1/4 x phi x 2 x D^3
Maka diperoleh Diameter tangki (D) = 0,55 m
Tinggi Tangki (H) = 1,1 m
C. DESIGN BAK/TANGKI FLOKULASI
Bak Flokulasi merupkaan tangki
berpengaduk yang berfungsi untuk mereaksikan air limbah dengan bahan
kimia flokulan. Bak flokulasi merupakan tangki pengaduk dengan kecepatan
lambat (kurang lebih 50 rpm), waktu tinggal dalam tangki ini 20-45
menit, umumnya berbentuk silinder agar tidak terjadi daerah mati pada
sudut-sudut tangki jika tangki berbentuk segi empat.
Contoh Design :
Air limbah yang akan dilakukan pengolahan = 30 m3/hari
Waktu tinggal air limbah dalam tangki flokulasi = 45 menit
Volume air limbah dalam tangki = 30 m3/hari x (45 menit /1440 menit/hari) = 0,9375 m3 = 937,5 ml.
Volume tangki (10-20%) lebih besar dibanding volume air, maka volume bak = 1,1 x 0,9375 m3 = 1,04 m3
Tinggi tangki umumnya H/D = 1- 3, misalkan ditetapkan H/D = 2, volume = 1/4 x phi x D^2 x H
maka volume = 1/4 x phi x 2 x D^3
Maka diperoleh Diameter tangki (D) = 0,9 m
Tinggi Tangki (H) = 1,8 m
C. DESIGN BAK/TANGKI CLARIFIER
Bak Clarifier merupkaan tangki yang
berfungsi untuk memisahkan flok yang terbentuk pada proses koagulasi dan
flokulasi. Bak clarifier ini dapat dirancang berbentuk segi empat, segi
empat panjang maupun silinder. Pada bagian bawah clarifier dapat
dilengkapi dengan scraper atau tidak tergantung sudut kemiringan yang
dirancang dan besarnya clarifier yang dibutuhkan.
Pada tulisan ini dimensi clarifier
dirancang berbentuk silinder, dan ditetapkan waktu tinggal air limbah
dalam clarifier secara umum adalah 1 – 4 jam. Pilih waktu yang paling
lama untuk menghindari flok keluar dari bagian atas clarifier.
Contoh Design :
Air limbah yang akan dilakukan pengolahan = 30 m3/hari
Waktu tinggal air limbah dalam bak clarifier = 4 jam
Volume air limbah dalam bak clarifier = 30 m3/hari x (4 jam /24 jam/hari) = 5 m3
Volume clarifier = volume air (karena air diharuskan over flow) = 5 m3
Untuk clarifier perbandingan Tinggi (H) terhadap Diameter (D) umumnya H/D = 0,2 – 0,3. volume = 1/4 x phi x D^2 x H
Tinggi clarifier = 0,8 m
Jika mempergunakan data laju alir limpahan clarifier untuk proses pengolahan secara kimia, dimana berat padatan (flok) mengalami perbuhan pada saat terjadi proses pengendapan
maka volume = 1/4 x phi x 0,2 x D^3
Diameter clarifier = 3 mTinggi clarifier = 0,8 m
Jika mempergunakan data laju alir limpahan clarifier untuk proses pengolahan secara kimia, dimana berat padatan (flok) mengalami perbuhan pada saat terjadi proses pengendapan
Berdasarkan data laju alir limpahan yaitu : 32 – 48 m3/m2.hari. (literatur, blog pengolahan air limbah secara fisik design clarifier)
Luas penampang = 30 m3/hari / (32 m3/m2.hari) = 1 m2
Luas penampang = 30 m3/hari / (32 m3/m2.hari) = 1 m2
Maka diameter clarifier bagian dalam = 1,2 m
Diameter clarifier pada bagian luar =
diameter bagian dalam + (10 – 20) cm, nilai 10-20 cm ini berada pada
bagian atas clarifier yang merupakan ruangan untuk menahan air sebelum
dialirkan ke proses berikutnya atau dibuang
Tinggi clarifier = 5 m
Penentuan tinggi clarifier harus memperhatikan bentuk kerucut pada bagian dasar bak dan volume kerucutnya.
Dalam rangka mengupayakan agar air
limbah yang keluar dari clarifier bagian atas dalam kondisi jernih, maka
aliran over flow dari clarifier dialirkan kedalam proses filtrasi (sand
filter). Sedangkan flok yang keluar dari bagian dasar clarifier
dialirkan kedalam sand filter yang terbuka agar terjadi proses filtrasi
dan pengeringan flok karena pemanasan sinar matahari. Jika flok yang
terbentuk jumlahnya cukup besar, maka pengolahan flok dapat dilakukan
dengan mempergunakan filter press.
D. DESIGN SAND FILTER
Sand filter merupakan suatu Bak/tangki
yang berfungsi untuk proses filtrasi (penyaringan), didalam tangki
filtrasi terisi media-media padat yang berfungsi untuk menahan flok. Air
yang keluar dari proses filtrasi sudah tidak mengandung flok (airnya
sudah jernih). Tinggi dan diameter sand filter ditentukan oleh besarnya
laju alir air yang masuk sand filter. Dalam design sand filter harus
mengetahui beberapa hal diantaranya :
1. Laju alir air limbah masuk
2. Kecepatan linier air limbah dalam sand filter
3. Jenis media filtrasi yang dipergunakan
4. Ukuran media filtrasi yang dipergunakan
5. Susunan media filtarsi
Contoh Design :
Laju alir air limbah masuk sand filter : 1000 m3/jam
Rate filtrasi = 12 gallon/menit/ft2 (ketentuan literatur)
= 2,7255 m3/jam/ft2
Luas penampang sand filter = 1000/2,7255 = 366,9 ft2 = 34 m2
Diameter = 6,5 mTinggi filter : dalam menghitung tinggi filter harus ditentukan terlebih dahulu tentang susunan media fliternya. Dalam perencanaan ini hanya mempergunakan 2 lapisan media filter yaitu gravel dan pasir. maka ;
a. Tinggi lapisan gravel = 0,3 m
b. Tinggi pasir = 0,7 m
c. Tinggi Ruang kosong atas = 0,5 m
d. Tinggi Ruang kosong bawah = 0,5 m
Jadi tinggi seluruhnya tangki filtrasi = 2,0 m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar