Spektrofotometersesuai dengan
namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang
di absorpsi.
Spektrofotometri merupakan
bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter fotometri sebagai berikut
:
· Sumber
radiasi
Sumber yang biasa
digunakan lampu hidrogen atau deuterium
untuk pengukuran UV dan lampu tungsten untuk pengukuran cahaya tampak
· Monokromator
Digunakan
untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya berupa prisma
ataupun grating. untuk mengarahkan sinar
monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian dapat digunakan celah
· Sel
/ Kuvet
Pada pengukuran di daerah
sinar tampak kuvet kaca dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV
kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah
ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 1 cm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang
lebih besar dapat digunakan.
· Detektor
Peranan
detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang
gelombang.
Pada umumnya ada beberapa
jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam analisis secara kimiawi,
antara lain:
a. Spektrofotometri UV (ultra violet)
b. Spektrofotometri Vis (visibel)
c. Spektrofotometer UV-VIS
Spektrofotometri
UV adalah pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul
atau atom dari suatu zat kimia. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah
ultraviolet adalah 190-380 nm. Sebagai sumber sinar
dapat digunakan lampu deuterium.Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia
merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan
daratan.
Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron,
sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama
deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros,
yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel.Karena
sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap
sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan
transparan.Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna
dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa
meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih
dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah
sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi
suspensi.Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus
hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa
lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini
berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.
Sinar ultraviolet
terbagi menjadi 2 jenis yaitu ultraviolet jauh dan ultraviolet dekat.
Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang ± 10-200 nm, sedangkan
ultraviolet dekat memilki rentang panjang gelombang ± 200-400 nm. Zat yang
dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat dalam bentuk
larutan dan zat tersebut tidak berwarna. Senyawa-senyawa organik sebagian besar
tidak berwarna sehingga spektrofotometer UV lebih banyak digunakan dalam
analisis senyawa organik khususnya dalam penentuan struktur senyawa organik.
Radiasi
ultraviolet diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang
mengandung π terkonjugasi dan atau atom yang mengandung elektron –n,
menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat energi
elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya
serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang
mengasorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Gugus fungsi
yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah tampak disebut
khromofor dan hampir semua khromofor mempunyai ikatan tak jenuh. Pada khromofor
jenis ini transisi terjadi dari π π*,
yang meyerap pada λmaks kecil dari 200 nm (tidak terkonjugasi),
misalnya pada >C=C< dan -C≡C-. Khromofor ini merupakan tipe transisi dari
sistem yang mengandung elektron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang
mempunyai sistem konjugasi, perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan
tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang
yang lebih besar.
Gugus fungsi
seperti –OH. –NH2, dan –Cl yang mempunyai elektron-elektron valensi bukan
ikatan disebut auksokhrom yang tidak menyerap radiasi pada panjang gelombang
lebih besar dari 200 nm, tetapi menyerap kuat pada ultraviolet jauh. Bila suatu
auksokhrom mengikat pada suatu khromofor, maka pita serapan khromofor bergeser
ke panjang gelombang yang lebih panjang (efek batokhrom) dengan intensitas yang
lebih kuat. Efek hipsokhrom adalah suatu pergeseran pita serapan ke panjang gelombang
yang lebih pendek yang sering terjadi bila muatan positif dimasukan kedalam
molekul dan bila pelarut berubah dari non polar ke pelarut polar.
B. Spektrofotometri Visibel
Pada
spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai
750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih,
merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar
tersebut termasuk ke dalam sinar tampak(visible).
Sumber sinar
tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga
dengan nama Wolfram merupakan unsur
kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang
tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia
digunakan sebagai sumber lampu.
Sample yang dapat dianalisa
dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Oleh karena itu, untuk
sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan
menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent
yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analit yang akan
dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan stabil.
biasanya pengujian menggunakan reagent pewarna mempunyai waktu maksimal untuk
mengukur agar valid. salah satu contoh analisa dengan dtektor Visible adalah
Cr6+ yang menggunakan pereaksi 2- diphenil carbazide menghasilkan warna ungu.
C. Spektrofotometri Ultraviolet (UV) Dan Visibel (VIS)
Radiasi
elektromagnetik adalah energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Sinar
ultraviolet (UV) dan sinar tampak (visibel/vis) merupakan contoh radiasi
elektromagnetik tersebut. Ada beberapa istilah yang terlebih dahulu harus
diketahui sehubungan dengan radiasi elektromagnetik ini, diantaranya panjang
gelombang, frekuensi dan energi. Panjang gelombang merupakan jarak linier dari
suatu titik pada satu gelombang ke titik yang bersebelahan pada gelombang yang
berdekatan.
Dimensi panjang
gelombang dapat dinyatakan dalam berbagai satuan panjang seperti sentimeter
(cm), mikrometer (µm), nanometer (nm), dan angstrom (Å).
1 angstrom = 10-8 cm
1 nanometer = 10-7 cm
1 angstrom = 10-8 cm
1 nanometer = 10-7 cm
Satuan
nm merupakan satuan yang paling sering digunakan untuk menyatakan panjang
gelombang. Lambda (λ) merupakan simbol yang umum digunakan untuk menotasikan
panjang gelombang. Sedangkan frekuensi merupakan banyaknya gelombang yang
melewati suatu titik tertentu dalam satuan waktu.Hubungan kuantitatif antara
energi yang dimiliki oleh suatu radiasi elektromagnetik, frekuensi dan panjang
gelombang dapat dituliskan dengan persamaan:
E = h.v.......................(1)
v = c/λ.......................(2)
Dari persamaan 1 dan 2 diatas dapat diperoleh persamaan
E = hc/λ
dimana:
E = energi radiasi
h = tetapan planck (6,626 x 10-34 joule)
c = kecepatan cahaya yang nilainya 2,998 x 1010 cms-1
λ = panjang gelombang
Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, sedangkan sinar tampak mempunyai penjang gelombang antara 400-750 nm.
Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. Sinar putih mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak. Radiasi monokromatik hanya akan menghasilkan satu sinar tampak.
E = h.v.......................(1)
v = c/λ.......................(2)
Dari persamaan 1 dan 2 diatas dapat diperoleh persamaan
E = hc/λ
dimana:
E = energi radiasi
h = tetapan planck (6,626 x 10-34 joule)
c = kecepatan cahaya yang nilainya 2,998 x 1010 cms-1
λ = panjang gelombang
Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, sedangkan sinar tampak mempunyai penjang gelombang antara 400-750 nm.
Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. Sinar putih mengandung radiasi pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak. Radiasi monokromatik hanya akan menghasilkan satu sinar tampak.
Penyerapan Radiasi
Oleh Molekul
Semua
molekul mempunyai energi yang dapat digambarkan menjadi beberapa fenomena.
Setiap molekul dapat bergerak:
§ Gerak
translasi, yaitu gerakan yang terjadi dimana suatu molekul bergerak secara
keseluruhan. Energi yang berhubungan dengan gerak translasi disebut energi
translasional (Etrans)
§ Gerak
vibrasi, yaitu gerakan dilakukan oleh sebagian dari molekul ( atom atau
sekelompok atom). Energi yang berhubungan dengn gerak vibrasi disebut energi
vibrasional (Evib)
§ Molekul
dapat berotasi pada sumbunya dan rotasi ini dikarakterisasi dengan energi
rotasional (Erot )
§ Suatu
molekul juga memiliki konfigurasi elektronik yang besarnya energi elektronik (Eelek)
ini tergantung pada keadaan elektronik molekul.
Energi suatu molekul merupakan
hasil penjumlahan dari semua energi tersebut:
E = Etrans + Evib + Erot
+ Eelek
Komponen-komponen
energi tersebut dapat dianggap memiliki nilai tertentu dan dikatakan
terkuantisasi. Level energi suatu molekul berhubungan erat dengan struktur
molekulnya. Hampir tidak 2 molekul yang memiliki energi vibrasional, rotasional
dan elektronik yang identik.
Jika suatu
molekul bergerak dari suatu tingkat energi
ke tingkat energi yang lebih rendah maka beberapa energi akan
dilepaskan. Energi tersebut dapat hilang sebagai radiasi dan dapat dikatakan
telah terjadi emisi radiasi. Jika suatu molekul dikenai radiasi elektromagnetik
pada frekuensi yang sesuai sehingga energi molekul tersebut ditingkatkan ke
tingkat energi yang lebih tinggi, maka terjadi peristiwa penyerapan (absorpsi)
energi oleh molekul. Agar terjadi absorpsi, perbedaan energi antara dua tingkat
energi harus setara dengan energi foton yang diserap, atau sesuai persamaan:
E2 - E1 = hv
dimana:
E1 = Energi pada tingkat yang
lebih rendah
E2 = Energi pada tingkat yang
lebih tinggi
v = frekuensi foton yang diabsorpsi
Banyaknya radiasi yang diserap
oleh suatu molekul dapat diukur. Grafik yang menghubungkan antara banyaknya
sinar yang diserap dengan frekuensi ( atau panjang gelombang) sinar disebut
spektrum absorpsi (jamak; spektra). Transisi yang dibolehkan untuk suatu
molekul dengan struktur kimia tertentu akan berbeda dari molekul lainnya,
sehingga spektrum serapannya juga berbeda. Dengan demikian spektrum serapan
molekul ini dapat dijadikan sebagai informasi analisis. Banyaknya sinar yang
diabsorpsi sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi, sehingga
spektrum absorpsi dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Kromofor merupakan semua gugus
atau atom dlaam senyawa organik yang mampu menyearp sinar ultraviolet atau
sinat tampak. Kromofor ini ditandai dengan adanya gugus alkena, alkun,
karbonil, karboksil, amido, azo, nitro, nitroso dan nitrat. Selain adanya
kromofor, pada molekul organik juga dikenal istilah auksokrom yang merupakan
gugus fungsional yang mempunya pasangan elektron bebas/elektron
menyendiri/elektron yang tak berikatan, seperti: -OH, -O, -NH2 dan lain-lain.
Aspek Kualitatif
dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis
Spektrum
serapan UV-vis dapat digunakan dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif.
A. Aspek Kualitatif
Data spektrum serapan UV-Vis
tersendiri tidak dapat digunakan untuk keperluan identifikasi kualitatif suatu
molekul obat maupun metabolitnya. Namun bila data tersebut digabungkan dengan
metode lainnya seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnetik inti, atau
spektroskopi massa maka akan dapat digunakan untuk keperluan identifikasi
senyawa. Data yang diperoleh dari spektrofotometri UV-Vis adalah:
· panjang
gelombang serapan maksimum
· intensitas
· efek
pH
· dan
pelarut
dimana data tersebut dapat
digunakan dalam analisis dengan membandingkannya dengan data literatur. Dari
data spektrum dapat diketahui:
Apakah serapan berubah atau
tidak akibat adanya perubahan pH. Lebih lanjut jika perubahan terjadi apakah
perubahannya bersifat batokromik, hipsokromik, hipokromik atau hiperkromik.
Apakah
molekul bersifat netral (misal; kafein, kloramfenikol) atau mengandung
auksokrom (misal; amfetamin, siklizin)
B. Aspek Kuantitatif
Intensitas
atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu
satuan luas penampang persatuan waktu. Hubungan kuantitatif spektrum serapan
molekul dapat ditulis dengan persamaan:
A = abc
dimana:
A = absorban
a = absorptivitas
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
Persamaan diatas dikenal
dengan hukum Lambert-Beer. Absorptivitas merupakan suatu konstanta yang
tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi yang
mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur
molekul, dan panjang gelombang radiasi.
HukumLambert-Beer berlaku
jika:
· Sinar
yang digunakan dianggap monokromatis
· Penyerapan
terjadi pada suatu volume yang mempunyai penampang luas yang sama
· Senyawa
yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap komponen lain
dalam larutan tersebut
· Tidak
terjadi fluoresensi atau fosforisasi
· Indeks
bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
Dalam analisis kuantitatif,
spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan dalam analisis zat tunggal (satu
komponen) atau pun untuk analisis campuran 2 atau lebih zat (multi komponen).
Hal-hal yang Harus
Diperhatikan dalam Analisis Spektrofotometri UV-Vis
Dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis dalam analisis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Terutama bila
analisis dilakukan terhadap zat-zat yang yang tak berwarna dan akan dianalisis
dengan menggunakan spektrofotometri visibel, maka zat tersebut terlebih dahulu
harus direaksikan menjadi zat yang berwarna.
Pembentukan Molekul yang Dapat Menyerap Sinar UV-Vis
Pengubahan suatu molekul menjadi molekul lain yang dapat menyerap didaerah UV atau visibel perlu dilakukan terutama bila molekul tersebut tidak menyerap didaerah UV atau visibel. Cara yang dapat digunakan untuk keperluan ini adalah mereaksikan molekul tersebut dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut:
Pembentukan Molekul yang Dapat Menyerap Sinar UV-Vis
Pengubahan suatu molekul menjadi molekul lain yang dapat menyerap didaerah UV atau visibel perlu dilakukan terutama bila molekul tersebut tidak menyerap didaerah UV atau visibel. Cara yang dapat digunakan untuk keperluan ini adalah mereaksikan molekul tersebut dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut:
· Reaksinya selektif dan sensitif
· Reaksinya
cepat, kuantitatif dan reprodusibel
· Hasil
reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama
Keselektifan
suaru pereaksi dapat dinaikan dengan cara melakukan pengaturan pH, pemakaian
masking agent, atau penggunaan teknik ekstraksi. Naftil etilen diamin (NED)
adalah contoh pereaksi yang sering digunakan untuk mereaksikan obat-obat
golongan sulfonamida melalui reaksi diazotasi menghasilkan suatu molekul yang
berwarna sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri visibel.
Waktu Operasional
Cara ini
biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna. Tujuannya
adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional
ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi
larutan.
Pada saat
awal terjadi reaksi, absorbansi senyawa yang berwarna ini meningkat sampai
waktu tertentu hingga diperoleh absorbansi yang stabil. Semakin lama waktu
pengukuran, maka ada kemungkinan senyawa berwarna tersebut menjadi rusak atau
terurai sehingga intensitas warnanya turun akibatnya absorbansinya juga turun.
Karena alasan itulah maka pengukuran senyawa berwarna yang dihasilkan dari
suatu reaksi harus dilakukan pada saat waktu operasional.
Pemilihan Panjang Gelombang
Panjang
gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang
serapan maksimum. Panjang gelombang serapan maksimum ini dipilih karena:
Pada panjang
gelombang serapan maksimum, kepekaannya juga maksimum karena pada panjang gelombang
tersebut perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang
paling besar.
Disekitar
panjang gelombang serapan maksimum, bentuk kurva absorbansi datar dan pada
kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi
Jika
dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang
panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang serapan
maksimum.
Pembuatan Kurva Baku
Kurva baku
dibuat dari pengukuran satu seri larutan baku zat yang akan dianalisis.
Masing-masing larutan baku tersebut kemudian diukur absorbansinya, kemudian
dibuat kurva yang merupakan hubungan absorbansi (y) dengan konsentrasi (x).
Hukum Lambert-Beer terpenuhi bila kurva berbentuk garis lurus.
Klasifikasi sinar tampak beserta
warna komplementernya yaitu sebagai berikut :
Panjang
gelombang (nm)
|
Warna
|
Warna
komplementer
|
400-435
|
Violet/ungu/lembayung
|
Hijau kekuningan
|
435-480
|
Biru
|
Kuning
|
480-490
|
Biru kehijauan
|
Jingga
|
490-500
|
Hijau kebiruan
|
Merah
|
500-560
|
Hijau
|
Ungu kebiruan
|
560-580
|
Hijau kekuningan
|
Ungu
|
580-610
|
Jingga
|
Biru kehijauan
|
610-680
|
Merah
|
Hijau kebiruan
|
680-800
|
Ungu kemerah-merahan
|
Hijau
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar