Awalnya, sistem
penanggalan manusia terdahulu menggunakan penanggalan qamariah atau
disebut juga dengan penanggalan lunar year. Jadi dapat dikatakan bahwa
penanggalan qamariah telah digunakan semenjak masa Nabi Adam As. Hingga
suatu saat terjadilah bencana maha dahsyat pada masa Nabi Nuh As.
Setelah topan Nuh, terjadilah pergantian musim karena Bumi melenggang
zigzag ke selatan dan ke utara garis ekliptik sewaktu mengorbit pada
lingkaran oval keliling Surya. Pergantian musim tersebut ternyata
mempengaruhi sosial ekonomi penduduk saat itu. Penduduk Mesir kemudian
menjadikan pergantian musim sebagai dasar penanggalan sesuai dengan
jadwal pertanian waktu itu, ditandai dengan bintang Sirius bersamaan
terbitnya dengan Surya di ufuk timur. Menurut keterangan yang ada, hal
yang bersamaan juga berlaku pada bangsa Maya di Mexico, semenjak
kira-kira 580 tahun sebelum Masehi.
Sewaktu Julius
Caesar berada di Mesir, dia mempelajari penanggalan musim yang sedang
berlaku, dan dengan dibantu oleh seorang astronom Greek bernama
SOSIGENES, Julius lalu berubah tradisi bangsa Roma yang ketika itu masih
memakai Qamariah dengan penanggalan musim dan menggunakan nama bulan
July untuk kehormatannya. Dia dilahirkan pada tahun 116 sebelum Masehi
dan meninggal tahun 44 sebelum Masehi, sedangkan penanggalan musim itu
mulai disahkannya pada tahun 45 sebelum Masehi, yaitu satu tahun sebelum
kematiannya.
Sewaktu
penanggalan itu diuji ternyata cocok dengan pergantian musim yang satu
tahunnya terdiri dari 365 hari 6 jam. Mulailah bangsa lain mengganti
sistem penanggalan, yang mulanya memakai Lunar Year, menjadi sistem
penanggalan musim. Penganut Protestan barulah memakai penanggalan musim
pada permulaan abad 18 Masehi, Perancis pada tahun 1793, Jepang tahun
1873, China tahun 1912, Greek tahun 1924, dan Turkey tahun 1927 (The
1973 World Almanac And Book of Facts).
Setelah enam
belas abad berlalu, ternyata penanggalan musim yang disahkan Julius
Caesar itu tidak tepat lagi sebagai tahun musim, karena memang lenggang
Bumi ke utara dan ke selatan telah semakin berkurang sesuai dengan
berkurangnya gerak pendulum bebas. “Bumi jadi semakin dingin”, musim
dingin lebih cepat datangnya daripada waktu lampau.
Maka saat itu,
Paus Georgery VIII memperpendek penanggalan tersebut dan mengubah
tanggal 4 oktober 1582 menjadi tanggal 15 oktober. Yakni dengan
memperpendek sebelas hari, didasarkan pada waktu tahun musim yang telah
semakin berkurang. Tepatnya waktu itu ialah 365 hari 5 jam 48 menit 46
detik. Penanggalan inilah yang masih dipakai sampai pada abad 20 Masehi
di antara berbagai bangsa.
Inggris dan
daerah kolonialnya di Amerika merubah tanggal 3 September 1752 jadi
tanggal 14 September, hingga kelahiran George Washington yang mulanya
tercatat di tanggal 11 Pebruari 1731 harus dirubah menjadi tanggal 22
Pebruari 1731.
Penanggalan musim yang disebut dengan tahun Masehi kini bukanlah didasarkan atas edaran bumi keliling surya, karena Julius
Caesar dan Paus Georgery VIII sendiri masih menyangka bintang-bintang
mengitari Bumi dan mereka belum mengetahui keadaan Bumi sebenarnya.
Tetapi anehnya masyarakat manusia kini masih berpegang pada penanggalan
musim tersebut bahkan mengira bahwa orbit bumi keliling surya adalah
menjadi dasar dan cocok dengan penanggalan itu. Berbeda dengan
penanggalan musim (masehi), sistem penanggalan qamariah jauh lebih
stabil dan panjang tahunnya tak pernah berkurang.
Hendaklah orang
berbulan baru di waktu Hilal Bulan mulai ada di ufuk barat di senja
hari yang berlaku pada penanggalan Qamariah, tetapi orang yang memakai
penanggalan musim tidak memperdulikan Hilal Bulan itu bahkan mereka
sering berbulan baru di waktu Bulan telah purnama.
Satu kali orbit
Bumi keliling Surya bukan 360 derajat tetapi 345 derajat dilaluinya
selama 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik. Dalam satu bulan Qamariah,
Bumi bergerak sejauh 28˚ 45’ atau dalam satu hari sejauh 0derajat 58’
28’’,4.
Perlu dicatat
bahwa Bulan mengorbit keliling Bumi sejauh 331˚ 15’, selama 29 hari 12
jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari sejauh 11˚ 12’. Jadi
keliling 360˚ - 331˚ 15’ = 28˚ 45’ kalau dikalikan 12 bulan Qamariah
maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik atau
345 derajat gerak edar Bumi keliling Surya.
Untuk mengitari
Surya 360 derajat keliling, maka Bumi memakai waktu selama 370 hari.
Dalam pada itu satu tahun musim pada abad 20 Masehi dijalani Bumi sejauh
355˚ 12’ selama 365 hari 6 jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan
terlambatnya bintang-bintang di angkasa pada waktu tertentu yang sama
setiap tahunnya sejauh 4˚ 48’.
Jadi menurut
tahun musim atau Solar Year, maka Bumi bergerak keliling Surya sejauh
355˚ 12’ yaitu 4 48’ sebelum mencapai titik lingkaran penuh, hingga
360˚ - 355˚ 12’ = 4˚ 48’ jika dikalikan dengan 75 tahun musim menjadi
360˚ barulah Bumi berada pada posisi pertama selaku awal tahunnya.
Ketika itu bintang-bintang di angkasa mungkin berada kembali pada posisi
tertentu pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lampau, karena Bumi
sendiri bukan berada pada titik perihelion orbit semula.
Namun jika
dihitung menurut tahun Hijrah atau Lunar Year, ternyata Bumi memulai
orbitnya dari titik perihelion pada tanggal 1 Muharram, lalu bergerak
345 derajat keliling Surya yaitu 15˚ sebelum mencapai titik lingkaran
360 penuh. Setelah 24 tahun kemudiannya, Bumi berada kembali pada posisi
bermula, yaitu 360˚ - 345˚ sama dengan 15˚ x 24 tahun = 360˚. Waktu itu
setiap bintang di angkasa berada kembali pada posisi tertentu bersamaan
dengan posisinya pada waktu tertentu 24 tahun yang lampau, dan Bumi
juga berada kembali pada titik perihelion orbitnya bermula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar